Kami sangat mencintai Orangutan!
Kami ingin memeluk mereka seperti boneka, ingin menyentuh, ingin memegang mereka dan bahkan ingin melestarikannya. Namun tahukah Anda bahwa interaksi antara manusia dan orangutan merupakan hal yang berbahaya?
Peneliti dari Fakultas Parasitologi Orangutan R Wishnu Nurcahyo menyatakan, penelitian yang dirintis sejak 1999 telah menemukan berbagai macam parasit pada orangutan. Kali ini, lanjutnya, tim sedang berkonsentrasi meneliti malaria pada orangutan yang diduga spesies Plasmodium knowlesi yang dapat menular ke manusia (zoo noses).
Malaria dan penyakit parasit lainnya menyebabkan penurunan populasi primata. Karena orangutan sangat mudah terserang penyakit yang mirip dengan manusia, maka beberapa penyakit menular pada manusia dapat diderita oleh orangutan seperti penyakit menular Tuberkulosis, Hepatitis, Tifus, bakteri, virus, dan infeksi saluran pernapasan.
Berbagai penyakit, lanjutnya, kerap menyerang orangutan. Apalagi bagi orangutan yang sudah lama dipelihara atau kontak dengan manusia. Sehingga ketika dilepas ke suatu daerah untuk berinteraksi dalam populasi yang lebih besar, kemudian menjadi pembawa penyakit kepada orang lain.
Oleh karena itu, untuk bertahan hidup bersama, biasanya wisatawan dilarang menyentuh orangutan sama sekali. Kecuali, seseorang yang ingin mengamatinya di bawah kendali LSM Orangutan beserta izin yang ingin berinteraksi langsung wajib melakukan medical check up penyakit berbahaya antara lain HIV AIDS, TBC, Hepatitis, Herpes, Tifoid, dan DBD. Setelah itu, juga tetap diwajibkan memakai masker saat bertemu orangutan.
Jadi, berikan dan kirimi mereka cinta tanpa menyentuh mereka. Kita masih diberi kesempatan untuk bisa menyayangi mereka melalui program adopsi Orangutan melalui BOS (Borneo Orangutan Survival).